Showing 1–10 of 18 results
Aku masih tidak begitu mengerti, merelakan itu seperti apa?
Mungkin seperti suatu hari saat kita sengaja bertemu lagi untuk tidak membicarakan apa-apa. Atau seperti perpisahan-perpisahan yang tak membutuhkan pelukan terakhir?
Seandainya kita tidak pernah benar-benar merelakan, berjanjilah untuk tetap melanjutkan hidup apa pun yang terjadi. Berjanjilah untuk tidak menyesal pada pilihan yang telah kita putuskan.
Semua seolah baik-baik saja. Tawa yang lepas. Lampu panggung yang meriah. Kehidupan yang mungkin diinginkan banyak orang.
Aku memiliki beberapa hal yang orang lain tidak miliki. Semua tampak sempurna. Seolah tidak ada celah untuk luka.
Namun jauh di dalam diriku, kesepian selalu datang menghampiri. Kesedihan yang sering kusembunyikan.
Aku bahkan tidak berani membuka hati lebih luas lagi. Orang-orang yang pernah datang di masa lalu membekaskan rasa takut yang membeku.
Aku takut tidak bisa menemukan orang yang tepat. Takut terulang lagi kecewa yang sama. Takut jatuh lagi pada rasa sayang yang akhirnya sia-sia.
Retrouvaille
Selalu ada kembali pada setiap hati yang dipaksa pamit
(n.) sukacita bertemu atau menemukan seseorang lagi setelah lama berpisah; penemuan kembali.
Nadin hanya ingin membahagiakan Ibu, seseorang paling berharga di hidupnya. Karir Nadin sebagai penulis sudah sukses, tapi dia belum cukup yakin untuk benar-benar tinggal satu atap bersama Ibrahim, kekasihnya. Hati Nadin masih terisi oleh Leon, sahabat yang menghilang tanpa alasan jelas.
Waktu pun berjalan dan Ibrahim melamarnya, sedangkan Leon tak kunjung kembali. Nadin memutuskan menerima lamaran itu. Sebelum pernikahan berlangsung, secara tiba-tiba Nadin bertemu Leon. Mereka mengungkapkan perasaan masing-masing agar setidaknya, nadin yakin untuk menerima Ibrahim dengan segala kekurangannya.
Belenggu yang dulu disingkirkan kembali memeluk Nadin. Entah akhirnya dia akan setia pada pilihannya atau malah berpaling kepada sosok di masa lalu yang masih dia cintai?
dan Cara-Cara Sederhana Memahami Cinta
Temukan dia yang pandai merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, dan apa yang dimilikimu. Karena kebahagiaan tidak datang dari kalkulasi untung dan rugi dalam mencintai. Kebahagiaan senantiasa hadir dalam syukur.
Setiap barang menyimpan kenangan pemiliknya, tapi tidak semua kenangan harus disimpan, itu yang dipercaya Bre. Dia pun membuka Toko Ex yang didedikasikan kepada mereka yang ingin berdamai dengan masa lalunya, dan menjadikan barang bekas pemberian mantan bernilai.
Sahda, salah satu anggota Friends—sebutan untuk anggota Ex yang bersedia menyerahkan barang bekas dari pemberian mantannya—sedang berusaha merelakan mantan kekasihnya. Bre membantu Sahda untuk menggenggam kerelaan itu, sementara Sahda membantu Bre mengurus Toko Ex sambil mengisi waktu luang.
Curhatan para Friends yang bikin haru atau malah naik pitam, cerita di balik setiap barang peninggalan mantan, dan obrolan-obrolan tentang masa silam, perlahan menciptakan percikan rasa di antara Bre dan Sahda. Lalu, mereka sepakat mencetuskan sebuah acara bernama ‘Hari Mengenang Mantan’. Acara itu diharapkan membuat para Friends berdamai dengan masa lalu dan memaafkan mantan mereka, seburuk apa pun perbuatannya.
Namun, sebelum acara itu berlangsung, datanglah sebuah paket misterius berupa rekaman suara yang mengusik masa lalu Bre, dan membuat Sahda patah hati.
Apakah benar Bre sudah merelakan masa lalunya?
Apakah Sahda mampu yakin dengan perasaannya?
Jika kamu menginginkan seseorang, teruslah berjuang sesuai dengan kemampuan. Percayalah, tidak ada hal yang sia-sia. Dan, untuk mendapatkan sesuatu yang berarti, memang harus ada pengorbanan yang lebih.
Jika dia masih tak merespons sama sekali.
Ya sudah, tahu diri.
Hari ini, aku bersyukur tak ada lagi kamu di hidupku. Memang benar, kehilangan itu akan menuntun untuk bertemu seseorang yang lebih baik. Kuikhlaskan kamu menjadi kenangan selamanya. Tak perlu khawatir bagaimana hari-hariku yang tak lagi mengkhawatirkanmu. Kuharap hidupmu menyenangkan.
Terima kasih sudah pergi.
kau akan mengantongi banyak sekali alasan untuk hengkang dari apa yang disebut hidup.
maka saat kau memutuskan untuk berdampingan …
akan kusampaikan kepada semesta bahwa kau harus jadi satu-satunya.
Perpisahan adalah sesuatu yang lebih buruk dari mimpi buruk. Namun, aku sadar mengikhlaskan dan mendoakan kebaikanmu juga bagian dari menyayangi. Meskipun bukan kamu yang Tuhan hadirkan sebagai teman hidup, aku tetap mensyukuri bahwa kita pernah begitu indah pada suatu masa. Terima kasih untuk segala upaya, bahagia, dan luka yang menjadikanku lebih dewasa, serta selangkah lebih dekat bertemu sosok yang tepat.