Episode Rasa
Penulis: Suci Indriyani
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: vi + 242 hlm
Penerbit: mediakita
ISBN: 978-979-794-546-6
Rp65.000
Aku tak menyiapkan apa-apa saat kamu tiba-tiba memutuskan untuk pergi. Karena aku selalu mengira, kita akan baik-baik saja. Pada akhirnya, harapan memang tidak pernah sejalan dengan kenyataan.
Untuk seseorang di masa silam, terima kasih untuk patah yang teramat parah. Terima kasih, untuk semua kenang yang tak menyenangkan. Terima kasih, untuk manismu yang melukaiku. Kini, aku sudah berhenti mencintaimu.
***
Sebuah episode tentang rasa, tentang segala pernah yang bermuara pada musnah.
Suci Indriyani
-
#dearmantan by: Rp52.000
Kata orang, jatuh itu sakit dan bangkit itu sulit. Namun, tidak ada pilihan selain bangkit dan mencoba menerima kenyataan bahwa kamu memang bukanlah jodohku.
“Kadang, kita hanya perlu menyadari bahwa kebahagian bisa hadir melalui hal-hal menyakitkan”
-
Mendeteksi Kebohongan by: Rp79.000
Buku ini menampilkan berbagai cara mendeteksi kebohongan lengkap dengan teknik analisis, contoh kasus, gambar yang mempermudah pemahaman masyarakat, serta strategi interogasi yang menurut saya sangat berguna bagi penyidik dan pihak kepolisian dalam penegakan hukum di Indonesia. – AKBP Herry Heryawan, SIK., MH, Wadirkrimum Polda Metro Jaya.
Kita dapat mempelajari dan memahami ihwal kebohongan dengan lebih saksama, yang semoga membuat kita dapat berpikir, berucap, dan bertindak lebih jujur pada diri kita… – Kemal Gani, Majalah SWA.
Buku ini sangat menarik dibaca karena punya 3 kekuatan. Pertama, buku ini ditulis oleh penulis yang ahli dan juga sekaligus praktisi, sehingga kaya dengan pembahasan ilmiah tapi juga diimbangi dengan contoh yang konkrit. Kedua, buku ini dikemas dengan sangat menarik sehingga tidak membosankan untuk dibaca. Ketiga, isi buku ini sangat aplikatif untuk semua situasi sehingga layak dibaca oleh semua orang. – Hendra Tanumihardja, Chief Manager Bank BCA.
-
Sayap Besi vol. 1 by: Rp58.000
“Lo tahu ada berapa belokan dari sekolah kita sampe saat ini?” tanya Erlan sambil menatap langit-langit bus. Mansa agak terkejut dengan pertanyaan Erlan yang agak di luar konteks. Mansa pun mengubah posisi duduknya.
“Well, jawabannya adalah dua. Belokan ke kiri dan kanan.” Mansa mengambil kacamata yang disimpannya di saku depan baju. Rasa kantuk yang tadi dirasakannya sudah menghilang.
“Kurang tepat.”
“Lha, ya terus apa?”
“Bukan apa, tapi berapa, Mansa.” Erlan menatap Mansa serius.
“Lima puluh tujuh belokan sudah kita lalui. Tiga puluh tiga belokan ke kanan, dan dua puluh empat belokan ke kiri.”
“Ahaha, gila lo, Lan.” Mansa mencoba tertawa, mengganggap itu adalah upaya Erlan untuk melucu. Namun, ternyata wajah Erlan tetap datar. “Eh serius?” Raut wajah Mansa segera berubah. Ia membuka laptopnya. “Duh, sayang kita di daerah yang gak ada sinyal. Gue harus itung manual dari digital map yang ada.”
“Iya, coba aja, tapi kalo sekarang udah 58, Man,” ujar Erlan.
***
Dalam perjalanan karyawisata, Erlan, si anak baru di sekolah Bibit Bangsa, bertemu dengan Mansa, si jago komputer. Pertemuan itu sekaligus memulai jalinan persahabatan antara Erlan, Mansa, Cinta, dan Clara. Bersama-sama, mereka bekerja sama memecahkan misteri di sekitar mereka, sekaligus juga saling menyembuhkan satu sama lain.
Buku volume pertama dari sebuah webseries yang bercerita tentang misteri dan persahabatan, dengan tambahan cerita bonus yang belum pernah dipublikasikan.
-
Sewindu Menata Rindu by: Rp58.000
Penulis: Azmul Pawzi
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: viii + 192 hlm
Penerbit: mediakita
ISBN: 978-979-794-541-1
Harga: Rp58.000,-Rindu adalah sebuah konsekuensi akan cinta yang terpendam. Ia akan tumbuh berkembang seiring rasa yang semakin dalam. Adakalanya ia menjadi melodi indah yang menemani setiap senyum ceria. Ada masanya ia menjadi tersangka akan kesenduan yang melanda. Ia memperlambat waktu, menyita pikiran hingga menguras perasaan. Kadang ia begitu manis, kadang begitu pahit. Kadang ia dinikmati, kadang ia dibenci.
Manusia memang begitu lugu dalam mengartikan rindu. Karena memahaminya tak lebih mudah dari mengerti akan cinta. Keduanya sama-sama pelik, sama-sama sukar dimengerti. Karena rindu layaknya langit yang membentang luas. Ia sulit dibatasi ruangnya, sukar dicari ujungnya. Ia bisa saja menjadi energi bagi seseorang untuk menjadi sosok beriman dan taat. Ia juga bisa menjadi pendorong akan keingkaran manusia.
Begitulah rindu bekerja. Ia ada karena pergulatan hati yang bergemuruh, juga kenangan yang menyapa.
-
Bara by: Rp89.000
Penulis: Febrialdi R.
Ukuran: 14,5 x 21 cm
Tebal: xii + 372 hlm
Penerbit: mediakita
ISBN: 978-979-794-542-8
Harga: Rp89.000,-Bara, seorang lelaki muda, pendaki gunung, relawan, sekaligus penulis kisah-kisah petualangan. Latar belakang keluarganya yang berantakan membuat hidupnya liar, keras, dan bebas. Setelah neneknya meninggal dunia, ibunya pergi entah ke mana, dan ayahnya di penjara. Ia pun hijrah dari Indramayu ke Bandung, meneruskan SMA, kuliah, dan kehidupan barunya.
Di antara itu, Bara mengalami kisah cinta yang pelik, tidak seindah yang dibayangkan. Bertubi-tubi cinta itu datang tak disangka, tetapi juga begitu saja kandas meninggalkan luka. Bara tidak ingin berusaha berhenti, walaupun ada yang memutuskan untuk pergi.
***
Petualangan dan cinta, sejauh apa pun bertualang, pada akhirnya cinta akan selalu mengenal kata pulang. Dan, tak ada tempat sebaik-baiknya mengakhiri pengembaraan untuk pulang, selain hangatnya pelukan, setelah saling menemukan.
There are no reviews yet.