Description
Sejak kecil, Eri kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari orang-orang di sekitarnya, terutama dari mereka yang disebut sebagai “keluarga”. Hari-harinya terasa melelahkan. Fisik dan mentalnya ikut menjadi lelah. Salah satu hal yang menjadi pelariannya adalah melukis. Hasil goresan tangannya di atas kanvas itu sangat indah dipandang. Namun, di sisi lain, ia juga kerap menyalurkan hobinya itu dengan membuat “karya” di tubuhnya. Setiap kali hasil karyanya itu pudar, ia akan membuat karya yang baru. Selalu seperti itu. Selain terbiasa dengan luka yang ia torehkan sendiri, Eri juga menjadi terbiasa dengan segala luka yang digoreskan oleh orang lain. Entah luka apa lagi yang akan ia rasakan. Entah kapan ia bisa merasakan bahagia.
Reviews
There are no reviews yet.