Showing 1–10 of 14 results
Kupaksa untuk membunuh kisah-kisah itu dari kepalaku. Kubiarkan diriku tenggelam dalam rasa sakit yang terlalu pedih. Kubilang pada diriku semua akan baik-baik saja, meski tak ada yang pernah baik-baik saja di dunia. Aku telah berbohong kepada diriku sendiri berkali-kali. Aku menutupi rasa sakit itu sendiri.
Kini, kisah itu menjelma dalam wajah-wajah baru. Sesuatu yang kubunuh paksa itu sungguh tak pernah benar-benar mati. Aku melupakan satu hal; segala yang pernah ada dalam ingatan, mungkin hanya bisa disamarkan, tapi tidak pernah mampu dipadamkan.
Pada akhirnya, kamu hanya perlu mensyukuri apa pun yang kamu miliki hari ini. Walaupun yang kamu tunggu tak pernah datang. Walaupun yang kamu perjuangkan tak pernah sadar dengan apa yang kamu lakukan.
Nikmati saja.
Kelak, dia yang kamu cintai akan tahu, betapa kerasnya kamu memperjuangkannya.
Melanjutkan studi ke luar negeri memang menjadi mimpi banyak orang. Tentu saja mimpi itu dapat diraih dengan persiapan dan perencanaan yang matang. Misalnya, memilih kampus yang sesuai dengan kebutuhan dan rencana masa depan, sampai menentukan sumber pendanaan studi. Apakah kita akan menggunakan dana pribadi atau memerlukan beasiswa?
Yang terpenting, tanyakan pada diri sendiri, “Sebenarnya, apa tujuan pergi jauh untuk menimba ilmu?” Karena setiap orang memiliki alasan dan motivias yang berbeda. Alasan-alasan ini membuat langkah yang diambil bisa jadi berbeda satu sama lain.
Melalui buku ini, Indonesia Mengglobal menuntun kita untuk menentukan pilihan hidup sendiri, sesuai dengan situasi dan kebutuhan masing-masing. Buku ini juga mengajak kita untuk menelusuri lebih dalam, nilai-nilai apa yang diyakini, tumbuh, dan berkembang seiring dengan pengalaman belajar di luar negeri.
Mengenal diri sendiri adalah langkah awal sebelum bisa mencintai hal-hal lain di dunia ini.
Pertanyaannya, seberapa kenal kamu dengan dirimu sendiri? Apa kamu mau kalau diminta untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang sifatnya sama seperti dirimu sendiri?
Kalau jawabannya tidak, bagaimana bisa berharap orang lain mau melakukannya?
Di balik sebuah kesuksesan, selalu ada perjuangan dan lika-liku yang tidak banyak diperlihatkan pun diketahui. Begitupun dengan Limitless, yang merangkum kisah manis dan pahit Nadhira Afifa dalam meraih cita-citanya.
Mulai dari masa-masa terendahnya sewaktu kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hingga ia bangkit dan mengantarnya pada salah satu momen terbesar dalam hidupnya—berkuliah di Harvard University, salah satu perguruan tinggi terbaik di dunia.
Nadhira juga harus berbagi peran sebagai seorang anak, istri, sekaligus pelajar penuh ambisi selama di Amerika Serikat. Belum lagi, rasa tidak percaya dirinya yang muncul di tengah-tengah mahasiswa brilian lainnya dari seluruh dunia; kekhawatirannya terhadap Islamophobia, hingga keinginan besarnya untuk berprestasi menjadi salah satu dari sekian beban yang ia pikul.
Berbekal kerja keras dan keinginan yang kuat, Nadhira membuktikan kemampuannya dan berhasil mewujudkan satu per satu cita-citanya.
Pada akhirnya, kehidupan ini serupa teka-teki yang mendebarkan.
Aku tidak mampu menebak ke mana takdir membawa perjalanan. Terkadang, aku dibuatnya tersenyum; sedang di waktu yang lain, aku harus tersesak atas kehilangan yang ditanamkan takdir. Pada akhirnya, semua orang akan merasakan kehilangan itu, cepat atau lambat.
Aku tahu, aku tidak pernah sendirian.
Aku tahu, Tuhan telah menitipkan segenap kekuatan padaku.
Aku tahu, aku mampu melewati semua ini.
Setelah hari-hari yang sedih berlalu. Bulan-bulan pahit memulihkan diriku. Aku menyadari satu hal; yang bukan untukku, sekeras apa pun kupaksakan, tetap saja tak akan menjadi milikku. Yang kuperjuangkan sekuat usahaku, jika kau tak memperjuangkanku sepenuh hatimu, tetap saja kita akan berlalu.
Hidup terlalu pendek untuk dihabiskan dengan kesedihan berkepanjangan. Aku belajar menerima diri; bahwa aku memang bukan orang yang kau inginkan. Kelak, suatu hari nanti kau juga harus belajar menyadari. Bahwa kau sudah kulupakan dan bukan orang yang penting kemudian.
Boy Candra
Perasaan itu tetap saja ada. Meski berkali-kali aku melupakannya, berkali-kali lipat pula ia tumbuh. Apakah kau tidak pernah merasakan hal yang sama? Sementara dulu, sering kali kita tanpa disengaja sama-sama ingin menelepon, sama-sama ingin mengucapkan rindu yang sama. Apakah semudah itu bagi lelaki untuk melupakan? Apa kau tidak pernah tahu bahwa perempuan sering kali begitu sulit lepas dari kenangan. Lalu, sudah matikah hatimu pada janji-janji yang kau katakan padaku?
Sungguhlah, hal paling menyedihkan untuk ditatap di dunia ini adalah perempuan yang sedang patah hatinya. Walau kau tahu, setelah patah hati selalu ada cinta yang lebih baik.
Jangan menjadikan cinta sebagai sesuatu yang salah. Sesuatu yang seolah menyakitimu. Kau dan aku pernah sepakat, bahwa bukan cinta yang menyakiti manusia. Sebab pada hakikatnya, cinta adalah kebahagiaan, walaupun patah hati tetap saja bisa menjadi kenangan tidak menyenangkan yang berulang.
***
Beberapa orang tak akan percaya, bahwa kenyataan kadang terlalu sakit baginya, hal yang menjadi alasan untukku menulis cerita-cerita di buku ini.
Penulis: Boy Candra
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: iv + 128 hlm
Penerbit: mediakita
ISBN: 979-794-511-1
Harga: Rp45.000,-
Aku sangat suka membayangkan menjadi matamu.
Mengetahui apa saja yang ingin dan tak ingin kau lihat.
Belajar bagaimana caramu memandang sesuatu.
Mengetahui warna apa saja yang kau suka.
Sesekali merasakan bagaimana caramu bersedih.
Bagaimana caramu agar tetap terlihat kuat.
Aku ingin memahami bagaimana rasanya menjadi matamu.
Lalu mengerti apa yang kau rasakan saat menatapku.
***
Ada seorang kakek yang tinggal berdua dengan cucunya. Kakeknya itu sangat menyayangi cucunya. Namun, si cucu lebih memilih untuk tinggal jauh dari keramaian kota. Ia membeli sebuah rumah di daerah pelosok desa, jauh di balik pegunungan, dan hidup menyendiri di sana. Karena kangen, setiap hari si kakek menulis surat untuk cucunya, yang juga selalu rajin membalasnya.
Namun suatu hari, si cucu berhenti membalas surat sang kakek. Karena penasaran, si kakek pun memutuskan mengunjungi cucunya. Betapa terkejutnya ia ketika melihat sang cucu sudah tergeletak tewas bersimbah darah di lantai rumahnya.
“Astagaaaa…Ini salahku…!!” si kakek meratap.
Sebuah kumpulan teka-teki misteri. Bukan sekadar teka-teki. Berbentuk cerita pendek, yang menantangmu mencari misteri dalam setiap cerita dan menemukan jawabannya. Tantangan sudah diberikan, bisakah kamu menjawabnya?