Description

Description

Blurb:

In the end, we’re not meant to be. 

Buku ini berisi kutipan, kegiatan, dan games yang akan menemanimu melewati patah hati sampai kamu bisa benar-benar move on. Kamu tak butuh pelarian. Kadang, untuk benar-benar melupakannya, kamu hanya perlu berani menghadapi patah hatimu sendiri. 

 

Keunggulan:

  • Berisi kumpulan tulisan dan quote tentang patah hati dan cinta yang gagal bersemi. 
  • Ditulis berdasarkan pengalaman patah hati penulis sendiri. 
  • Terdapat beberapa aktivitas untuk menuangkan rasa patah hati.
  • Ditulis dengan bahasa sehari-hari yang simpel dan mengena. 

 

Deskripsi Buku:

Kalau ditanya, pasti tidak ada satu orang pun yang mau merasakan yang namanya patah hati. Terlebih lagi ketika kita sudah memberikan segalanya–cinta, kasih sayang, bahkan jiwa dan raga, tetapi dia ternyata tidak pernah berniat memilih kita sejak awal. Buku ini merangkum setiap emosi, setiap perasaan, kekecewaan yang dialami kala sang pujaan hati mengkhianati kepercayaan yang kita beri dengan sepenuh hati; berharap dia akan bertahan untuk tinggal, dan bukan hanya untuk singgah sesaat.       

 

Sinopsis 

In the end, we’re not meant to be. 

Buku ini berisi kutipan, kegiatan, dan games yang akan menemanimu melewati patah hati sampai kamu bisa benar-benar move on. Kamu tak butuh pelarian. Kadang, untuk benar-benar melupakannya, kamu hanya perlu berani menghadapi patah hatimu sendiri.

 

Profil Penulis:

Umar Nawir, lahir di Pangkep dan saat ini menetap di Makassar. Perjalanannya sebagai penulis bermula dari patah hati yang ia tuangkan lewat kata-kata sederhana di TikTok, kini menjelma menjadi buku perdananya berjudul “Life After Breakup: Untukmu yang Sedang Patah Hati”.

Lewat tulisan, Umar percaya setiap luka bisa menemukan ruang untuk sembuh, dan setiap kehilangan bisa diterima perlahan. Mari bersulang atas luka-luka yang kita dapatkan di kehidupan pertama kita. 

Umar bisa dijumpai di media sosial TikTok @umar_nawir.