Info

Melawan dengan Restoran

Kalau sudah capek, Pak Umar sering mengatakan pada kami, "Mbok biasakan berwajah ceria. Jangan mau masuk kerja seperti orang masuk penjara. Ini kan resto kita bersama. Kita cari makan dan cari hidup betul-betul atas usaha kita sendiri. Kita tidak bekerja pada orang orang. Di sini tidak ada majikan, tidak ada bos, tidak ada yang akan memerintah dan memaki-maki kita. Kalau ada apa-apa tak ada yang memecat kita."

Kalau sudah capek, Pak Umar sering mengatakan pada kami, "Mbok biasakan berwajah ceria. Jangan mau masuk kerja seperti orang masuk penjara. Ini kan resto kita bersama. Kita cari makan dan cari hidup betul-betul atas usaha kita sendiri. Kita tidak bekerja pada orang orang. Di sini tidak ada majikan, tidak ada bos, tidak ada yang akan memerintah dan memaki-maki kita. Kalau ada apa-apa tak ada yang memecat kita."

Kata-kata penggugah itu hadir ditengah-tengah kejengahan sesama eksil yang sedang pengelola resto. Sebuah resto di jantung kota Paris, restoran Indonesia pertama di Perancis. Mereka adalah Sobron Aidit, Umar Said, Budiman Soedarsono, dan Kusni Sulang. Mereka adalah para pelarian politik yang mendapat suaka di Paris.

Pada awalnya, sebuah ide yang brilian muncul ditengah-tengah kebuntuan mencari pekerjaan di Perancis. Dari desakan sebagai pengangguran total, ide mendirikan restoran keluar dari Umar Said. Upaya menerjemahkan ide mereka secara nyata bukanlah hal mudah. Tekad mereka hanya pantang menyerah dan berkawan yang banyak. Uang pun mereka tak punya. Pendek cerita, bantuan uang mengalir dari kawan-kawan mereka. Dan Restaurant Indonesia berdiri. Setelah tiga tahun, baru uang pinjaman mulai bisa diangsur, sedikit demi sedikit.

Setelah beberapa lama berdiri, harian pertama yang menulis resto ini adalah Figaro. Sobron berpose di harian itu sebagai tukang masak, berbaju putih-putih. Hingga kini restoran ini masih berdiri. Dari Gus Dur, Allende, Ramos Horta, Budiman Sudjatmiko, Yeni Rosa Damayanti, sampai Sri Bintang Pamungkas, pernah berteduh di restoran ini.

Cerita di atas terdapat dalam buku Melawan dengan Restoran yang diterbitkan Mediakita dan Koekoesan, mengabarkan sebuah kisah romantika para eksil yang mencoba bertahan hidup lewat medium makanan dan restoran. Buku ini merupakan hasil kolaborasi antara Sobron Aidit dan Budi Kurniawan. Buku ini berasal dari wawancara dan pendalaman dengan Sobron Aidit, adik kandung Ketua CC Partai Komunis Indonesia (PKI) Dipa Nusantara Aidit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *