Agus Mulyadi – atau yang akrab disapa Gusmul – kini tengah naik daun sebagai blogger terkenal. Berawal dari penjaga warnet yang hobi mengedit foto artis, Gusmul kini sudah menerbitkan buku keduanya yang berjudul Bergumul dengan Gusmul. Tidak hanya itu, ia juga mendapat kesempatan seperti memberikan seminar menulis di berbagai kota. Seperti apa ceritanya? Simak obrolan ringan bersama Gusmul berikut.
Agus Mulyadi – atau yang akrab disapa Gusmul – kini tengah naik daun sebagai blogger terkenal. Berawal dari penjaga warnet yang hobi mengedit foto artis, Gusmul kini sudah menerbitkan buku keduanya yang berjudul Bergumul dengan Gusmul. Tidak hanya itu, ia juga mendapat kesempatan seperti memberikan seminar menulis di berbagai kota. Seperti apa ceritanya? Simak obrolan ringan bersama Gusmul berikut.
Halo Gusmul, apa kabarnya nih? Sekarang sedang sibuk apa?
Kabar baik, wah, bingung saya jawabnya, sibuk apa yaaa? Kelihatannya ndak sibuk deh saya. Soalnya sehari-hari kerjaan hanya nongkrong bareng kawan-kawan, kadang kalau malam lebih banyak berdiam diri di depan komputer saja, paling ngeblog, kadang Facebook-an, sama Twitter-an
Ngomong-ngomong, buku Bergumul dengan Gusmul sudah terbit, bagaimana perasaannya?
Perasaannya yang pasti senang dan lega. Soalnya sudah lama saya ingin menerbitkan buku kedua saya, dan ternyata kesampaian juga.
Gusmul kan terkenal di kalangan blogger, nah awal mulanya menulis blog itu seperti apa & waktu itu suka menulis tentang apa?
Kalau awal mula menulis di blog sih dulu tahun 2009, selepas saya lulus SMA. Rampung SMA, saya lalu merantau ke Jogja, kerja jadi tukang jaga warnet, nah, saat jadi penjaga warnet itulah saya mulai mengenal apa itu blog dan mulai aktif menulis di blog. Namun waktu itu yang saya tulis masih sekedar artikel umum, kadang malah sering copas dari blog lain. Saya fokus untuk menulis cerita personal sehari-hari mulai pertengahan tahun 2013.
Di blog tersebut juga pernah dibuka jasa edit foto bersama artis, bagaimana ceritanya bisa membuka jasa itu?
Awalnya, saya punya kawan, namanya Dani, seorang fans JKT48, suatu ketika, ia mengajak saya untuk lihat konser JKT48 di Jogja, namun saya menolak. Nah, si Dani ngotot pengin ajak saya untuk ikut konser, supaya punya kesempatan untuk foto bareng member JKT48. Malas karena terus menerus diajak nonton konser JKT48, akhirnya saya putuskan untuk membuat foto editan saya bersama salah satu member. Si Dani terkejut percaya saja kalau saya sudah pernah foto bareng member JKT48.
Jeda beberapa hari, baru saya beritahu kalau foto yang saya tunjukkan ke dia itu sebenarnya foto editan. Si Dani lalu meminta saya untuk mengedit fotonya bersama member JKT48. Nah, sejak itu, informasi soal editan foto bareng JKT48 pun menyebar luas. Saya lalu berinisiatif untuk membuka jasa edit foto bareng artis. Iklan pun saya sebar di beberapa grup Facebook, dan rupanya, iklan tersebut menjadi viral dan di-share banyak orang, Saya pun dikenal sebagai tukang edit foto bareng artis.
Kembali ke buku Bergumul dengan Gusmul, secara garis besar, isinya tentang apa?
Isinya sih tentang kisah keseharian saya sehari-hari. Tentang keluarga, kawan-kawan saya, lingkungan sekitar. Pokoknya personal literatur gitu lah.
Saat itu seperti apa proses kreatif pembuatan buku ini?
Proses penulisan buku ini sebenarnya ndak jauh beda sama proses penulisan posting di blog, Cuma bedanya tulisannya harus disimpan di draft naskah, bukan di post di blog. Kalau untuk bahan cerita dan tulisannya sendiri, biasanya, ketika saya mendengar cerita lucu atau mengalami kejadian yang lucu, saya langsung menuliskan garis besar kejadian tersebut, lalu saya coba tuliskan kembali dengan gaya bahasa saya dan saya coba kumpulkan. Nah, dari kumpulan-kumpulan tulisan tersebutlah buku ini disusun.
Apa kendala terbesar saat itu?
Kendala terbesar? Ehmmmm, apa ya.. mungkin rasa malas untuk menyelesaikan naskah draft buku kali ya. Soalnya setiap ada ide cerita, saya sejujurnya lebih senang menuliskannya di blog ketimbang di draft naskah buku. Jadi draft naskah ndak selesai-selesai, sedangkan blog justru bisa update rutin.
Selama menulis Bergumul dengan Gusmul, ada nggak pengalaman yang menarik?
Ada satu pengalaman yang saya rasa cukup menarik. Yaitu saya diprotes sama pembaca blog saya. Katanya waktu itu, saya dianggap materialistis karena lebih memilih untuk menyimpan beberapa postingan untuk bahan buku, bukan untuk di post di blog. Lha terus saya jawab saja kira-kira begini: “Lha kalau semuanya saya posting di blog, trus siapa yang mau beli buku saya? Saya juga butuh makan dan ngopi je, Mas, hehehehe”
Apa pesan yang ingin disampaikan ke pembaca dari buku Bergumul dengan Gusmul ini?
Saya ingin para pembaca agar bisa lebih baik dalam memperlakukan teman, keluarga, dan juga kerabat. Karena dari merekalah kadang sumber kebahagiaan datang secara bertubi-tubi.
Apa harapan Gusmul untuk buku terbaru ini?
Harapan untuk Buku terbaru? Ya semoga buku ini dibeli dan dibaca oleh banyak orang, dan sanggup menghibur para pembacanya. Itu saja sih. Ndak usah muluk-muluk.
Nikmati kisah seru dan unik dari seorang Gusmul yang dibalut dengan banyolan khasnya dalam buku Bergumul dengan Gusmul. Kehidupannya yang terlihat susah, ia bawa dengan bahagia dan penuh syukur.