Info

Berkunjung ke Kota Kelamin

Sejak Februari lalu, perempuan pemuja mandi ini sering nongkrong di toko buku TogaMas di Jalan Diponegoro, Surabaya. Inilah Lan Fang, yang kini menjadi semacam magnet di toko buku itu. Seorang penulis yang mendekatkan diri di sekitar pecinta buku dan berada di tengah-tengah ratusan ribu buku. Sebuah dunia yang menyenangkan dan memperkaya hidup Lan Fang tentunya.

 

Sejak Februari lalu, perempuan pemuja mandi ini sering nongkrong di toko buku TogaMas di Jalan Diponegoro, Surabaya. Inilah Lan Fang, yang kini menjadi semacam magnet di toko buku itu. Seorang penulis yang mendekatkan diri di sekitar pecinta buku dan berada di tengah-tengah ratusan ribu buku. Sebuah dunia yang menyenangkan dan memperkaya hidup Lan Fang tentunya.

Pada 1986, Lan Fang memulai menulis dan sempat vakum lima tahun karena kesibukannya. Ibu beranak tiga ini dulu pernah bekerja di asuransi, bank, serta mengelola bisnis sendiri. “Sekarang total di dunia menulis dan buat aku itu prioritas nomor satu,” tegas Lan Fang. Karena baginya menulis adalah proses perenungan, mengeluarkan obsesi, memperkaya wacana, dan batin. Dan baru dua tahun terakhir ini, ia merasa bangga berprofesi sebagai penulis.

Pengarang Perempuan Kembang Jepun ini, baru saja menerbitkan kumpulan cerita pendek Kota Tanpa Kelamin yang diterbitkan oleh mediakita. “Miracle!” teriak Lan Fang dalam pengantar buku ini, sebuah ledakan kegembiraan menyambut karya terakhirnya. Kiranya ada duabelas judul cerita pendek dalam buku ini. Diantaranya Anak Anjing Berkepala Kambing dan Kota Tanpa Kelamin yang terinspirasi penulis Hudan Hidayat.

Klimak di Kota Tanpa Kelamin adalah pucuk kebingungan ketika seseorang menemui kejenuhan dan kekosongan yang sempurna. Setelah lama terlarut di kota kelamin, ternyata hanya “kekosongan” yang didapat. Demikian Lan Fang menjelaskan maksud cerpen ini. 

Dalam buku ini Lan Fang mengusung tema-tema beragam, tak hanya berkelamin ria. Beberapa bertema reflektif, namun tak membuatnya gagal mengatur alur ceritanya, tetap mengalir dan bisa dinikmati. Karya-karyanya terinspirasi dari tulisan-tulisan Budi Dharma dan Sindhunata. Demikian aku Lan Fang, pengagum Kahlil Gibran ini. Cerita lainnya antara lain : Elpidos, Saya Bukan Olenka, Ampas, Ini Tidak Gila!, dan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *