Anda pasti pernah mendengar kata “siluman”? Ya, siluman adalah manusia jadi-jadian yang biasanya siang hari menjadi manusia, lalu malam harinya berubah menjadi hewan. Apakah Anda pernah membayangkan bagaimana rasanya menjadi siluman?
Anda pasti pernah mendengar kata “siluman”? Ya, siluman adalah manusia jadi-jadian yang biasanya siang hari menjadi manusia, lalu malam harinya berubah menjadi hewan. Apakah Anda pernah membayangkan bagaimana rasanya menjadi siluman?
Jika tidak pernah membayangkannya atau bahkan tidak percaya, Harun pun begitu. Harun adalah dokter PTT (Pegawai Tidak Tetap) yang ditugaskan ke Sungai Lematang, Sumatera Selatan. Ia sehari-hari bekerja di Puskesmas untuk melayani masyarakat. Sudah tiga bulan lamanya ia menjalani rutinitas seperti itu. Lama-lama ia bosan juga. Harun pun berniat ingin memancing ikan di Sungai Lematang pada hari Minggu.
Hari Minggu tiba, ia sudah berada di perahu beserta alat pancing. Harun memancing ikan dan ternyata hari itu ia mendapat dua ekor ikan lampam berukuran sedang. Menjelang senja, ia mendayung pulang ke rumahnya. Namun di salah satu tepian sungai berhutan, ia melihat ada kepulan asap dan seorang perempuan sedang menjerang kuali di atasnya. Harun menepi dan menuju perempuan itu. Terlihat sosok perempuan yang ramping, berwajah muda, dan rambutnya terurai. Harun meminta izin pada perempuan itu untuk beristirahat sejenak. Perempuan itu menawarkan nasi yang telah tanak setelah Harun membakar ikannya di atas bara. Sesaat perempuan ini sangat menarik bagi Harun dengan wajahnya yang oval, bibir kemerahan, dan alis yang cantik. Ketika Harun sedang mengaguminya, perempuan itu menyuruh ia untuk cepat pergi. Harun kaget, tetapi dituruti juga perintah perempuan itu.
Minggu-minggu berikutnya, Harun semakin penasaran dengan sosok perempuan itu. Tiap memancing, ia selalu mencari ke tepian sungai, namun tidak ditemukannya perempuan itu. Saat ia sedang memancing bersama Mat Sudi, orang asli Sungai Lematang, Mat Sudi memperingatkan agar Harun tidak mendekati tepian sungai berhutan karena banyak orang yang dilaporkan hilang. Mat Sudi juga melarang Harun untuk memancing malam hari sendirian. Harun diam-diam bersikeras ingin tetap memancing, untuk mengetahui siapa perempuan menarik itu.
Minggu berikutnya, ia nekat mendayung perahu ke tepian sungai yang berhutan. Harun menerobos semak belukar yang lebat dan berdiri di pinggir tebing. Tiba-tiba tanah yang ia pijak amblas dan membuat tubuh Harun berguling-guling sampai terhenti setelah menabrak pohon besar. Ia bangun dan berjalan dengan tertatih-tatih. Tak disangka, perempuan misterius itu datang menolongnya dan membawa ke gubuk. Disana ia tinggal bersama nenek yang terlihat sudah kurang sehat lagi. Sang nenek menyuruh Harun untuk pergi secepatnya. Namun sebelumnya Harun diobati dulu oleh sang nenek dengan memercikkan air yang diberi mantra. Setelah merasa baikan, Harun menuruti kata nenek itu untuk segera pulang. Malang nasibnya, perahu yang digunakan Harun hilang. Ia pun kembali ke gubuk itu.
Setelah hampir sampai gubuk, ia melihat pria gondrong berbadan besar sedang membentak perempuan itu. Pria itu merobek baju si perempuan dan membantingnya ke tanah. Harun bergegas menolong perempuan itu dan ia terlibat baku hantam dengan pria besar itu. Dengan berbagai tendangan taekwondo, Harun memenangkan duel ini. Akhirnya ia menumpang istirahat sampai pagi tiba. Sebelum tidur, ia makan sekepal nasi dan minum semangkuk air. Tak lama ia tertidur pulas sekali.
Bangun tidur, Harun merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Ia merasa kepalanya sangat berat dan tubuhnya penuh bulu hitam. Tidak ada tangan dan kaki, melainkan dua pasang kaki pendek yang aneh. Di sudut matanya, ia melihat hidungnya menjorok ke depan. Sepasang taring bengkok pun keluar dari geraham bawahnya. Ya, Harun telah berubah menjadi babi hutan! Harun berubah menjadi siluman!
Ia melihat kejanggalan dan ternyata perempuan manis itu juga berubah menjadi babi hutan. Perempuan itu menjelaskan bahwa Harun harus bersikap seperti babi-babi lain yang juga siluman. Para babi itu menjalankan pancamakara yang di dalamnya ada mada; mabuk-mabukan, maudra; menari hebat sampai kelelahan, mamsa; memakan mayat dan minum darah, matsya; makan ikan gembung beracun hingga tingkahnya makin gila, dan maithuna; bersenang-senang bersama. Harun bergidik ngeri dan jijik.
Perempuan itu menyuruh Harun untuk pergi dari hutan itu sekarang juga. Namun di sisi lain, ia ingin menolong perempuan itu yang kini terlihat lemah sedang ditindih babi lain yang ukurannya jauh lebih besar. Dapatkan Harun menolong perempuan itu? Mungkinkah ia berubah kembali menjadi manusia biasa?
Kenekatan Harun membawa petaka ke dalam hidupnya sendiri. Novel Satu Malam di Kampung Siluman karya Rahadi W. Pandoyo membuktikan bahwa siluman itu ada dan bisa menyamar menjadi apapun. Waspadalah dengan orang di sebelah Anda.