Description
“AIR LAUT NAIK! AIR LAUT NAIK!” Samar terdengar teriakan panik dari luar rumah.
“Li, kau rasa-rasa ada goyang, tak?” tanya Dani tiba-tiba sambil dua tangannya menempel di ubin. Dia mengamati gelas di ubin yang bergetar.
Rafli menoleh bingung. “Goyang apa?”
“Kau tak merasa, hah?” Dani mengamati letak pajangan di atas televisi yang mereka tonton mulai gemetar. Perabotan yang tertata rapi di ruang tamu pun mulai berjatuhan.
“GEMPAAA! GEMPAAA!” Terdengar suara orang berteriak di luar.
“Li, gempa, Li!” Dani segera berdiri, gempa yang muncul sampai membuat televisi mereka jatuh dan layarnya pecah. Dani berlari ke arah pintu rumah.
“Dan, kau ke mana?” Rafli berteriak panik. “Jangan tinggalkan aku, lah!”
Dani menghentikan langkahnya, berbalik sembari memegangi pintu yang setengah terbuka. “Aku pasti balik, kau cari mamakmu sekarang!”
***
Tahun 2004 silam, laut mengamuk di sudut barat pesisir Aceh. Gelombang besarnya meluluhlantakkan dan menyapu rata Serambi Mekkah. Bencana tsunami meninggalkan kisah pilu perpisahan paksa ratusan jiwa.
Salah satunya, kisah seorang anak penyintas tsunami yang menjaga janji persahabatan sehidup-sematinya lewat sebuah kotak hitam. Kotak yang menyimpan rangkuman memori masa kecil dan menjadi gerbang penghubung yang menariknya ke dimensi lain untuk bertemu sang sahabat.
Reviews
There are no reviews yet.