Apa yang ada di benak kamu jika mendengar kata angker? Seram, horor, hantu, penghuni, dan sebagainya pasti akan langsung hadir di ingatan. Coba ingat-ingat, kapan terakhir kamu merasakan bulu kuduk merinding ketika melewati sebuah tempat? Nah, bisa jadi kamu sedang merasakan kehadiran pihak dari alam lain.
Sumber foto: http://flic.kr/p/mGjJRa
Apa yang ada di benak kamu jika mendengar kata angker? Seram, horor, hantu, penghuni, dan sebagainya pasti akan langsung hadir di ingatan. Coba ingat-ingat, kapan terakhir kamu merasakan bulu kuduk merinding ketika melewati sebuah tempat? Nah, bisa jadi kamu sedang merasakan kehadiran pihak dari alam lain.
Kamu juga mungkin sudah tahu kalau negara kita memang sudah menyimpan banyak sekali kisah-kisah angker. Mulai dari zaman kerajaan dulu, era penjajahan Belanda, sampai era modern sekarang. Beberapa sosok utamanya pun beragam, mulai dari pocong, genderuwo, jenglot, kuntilanak, tuyul, kolong wewe, sundel bolong, hingga sosok suster ngesot.
Banyak alasan mengapa sebuah tempat begitu diangkerkan oleh penduduk setempat. Kebun Raya Bogor misalnya, di sini sering terdengar suara tangisan perempuan terutama di sekitar Tugu Olivia Raffles. Tugu yang ada di dekat pintu gerbang tersebut memang dipersembahkan oleh Thomas Stamford Raffles untuk mengenang istrinya yang meninggal karena sakit. Beberapa masyarakat sekitar percaya jika arwah Olivia Raffles sering hadir di tugu tersebut karena terharu dengan tulisan yang ada di prasasti tersebut. Tulisan tersebut berisi kecintaan Thomas kepada Olivia, “Oh kau yang tak pernah satu kali pun terlupakan oleh detak jantungku ; takdir yang keji telah memisahkan kita ; namun janganlah pernah melupakan aku.”
Bukan hanya tentang arwah Olivia Raffles, masyarakat Bogor juga erat menghubungkan keangkeran Kebun Raya Bogor dengan kerajaan Pajajaran dan legenda Prabu Siliwangi.
Lain di Bogor, lain pula di Semarang. Satu tempat yang memiliki nilai sejarah dan terkenal karena keangkerannya adalah gedung Lawang Sewu atau Seribu Pintu. Dulunya gedung tersebut adalah kantor perkereta-apian pemerintahan Belanda. Selain itu, gedung ini juga disebut gedung “seribu hantu” dengan ragam jenis dan penampakannya. Kisah populer yang berkembang di masyarakat adalah penampakan hantu wanita Belanda bernama Lady van Halen. Wanita kelas bangsawan ini merupakan salah satu korban kekejaman tentara Jepang saat menyerbu Lawang Sewu pada tahun 1940-an. Bersama noni Belanda lainnya, Van Halen diperkosa dan dipenggal kepalanya. Arwahnya kini sering terlihat di dalam area gedung yang didirikan tahun 1904 tersebut. Keangkeran lainnya adalah kemunculan sosok wanita yang selalu minta tolong berulang-ulang. Ada juga penampakan kakek tanpa lengan, atau hantu berkepala buntung yang makin menambah keangkeran Lawang Sewu.
Tak ketinggalan, kota metropolitan seperti Jakarta ternyata punya tempat angker, yakni gedung perkantoran yang berada di Jalan Gatot Subroto, Cawang. Seorang satpam bernama Irfan merasakan sendiri keangkerannya tatkala ada seorang perempuan minta diantar ke lantai 14. Perempuan tersebut mengaku akan menjemput saudaranya yang bekerja di gedung yang dikabarkan mengalamai kemiringan tersebut.
Mereka kemudian memasuki gedung tersebut dan menaiki lift yang tiba-tiba berhenti di lantai 11. Irfan beranggapan kalau ada seseorang yang menekan tombol tersebut. Begitu pintu lift terbuka ternyata tidak ada siapa-siapa. Ia menyadari kalau perempuan tersebut adalah hantu saat lift akan menuju lantai 14. Suasana semakin menyeramkan tatkala terdengar bunyi mesin tik di sebuah ruangan. Siapa saja bisa panik bahkan pingsan dalam kondisi seperti ini. Irfan langsung mencoba turun melalui tangga darurat. Ketakutannya makin bertambah karena suara jejak kaki mengikutinya saat ia turun lewat tangga. Begitu tiba di lantai 4, sosok perempuan berkulit pucat dengan pakaian terusan berwarna merah dara tiba-tiba muncul membelakanginya.
Apa yang akan dilakukan perempuan itu kepada Irfan? Bagaimana gedung miring bisa kosong? Temukan kisah lengkapnya dalam buku Angker; dari Lawang Sewu sampai Lubang Buaya. Deretan kisah urban legend dari beberapa tempat di Indonesia ini ditulis oleh akun twitter @urbanlejen. Ceritanya banyak lahir dari kisah nyata yang beredar. Ada cerita Beni, bocah kecil pengojek payung yang menyaksikan hantu wanita di Jembatan Kuning yang terkenal angke di Manado. Atau kisah seorang pekerja Production House di Jakarta yang menyusuri jalan tol Cipularang saat hendak pulang ke Bandung. Ketika sedang mengemudii, muncul nenek-nenek yang hendak menyeberang di jalur tol. Bola matanya bolong dengan wajah berlumuran darah. Terdapat pula kisah lainnya di Jembatan Cikuda, Tebing Curam di Baluran, kilang minyak di Balikpapan, benteng tua di Makassar dan Sumedang, dan banyak lagi tempat menyeramkan lainnya.
Ketakutan, konon datang karena pikiran kita yang berlebihan akan sebuah kenangan. Buku ini akan menguji seberapa hebat kenanganmu tentang tempat-tempat yang menyeramkan.