“Lingkaran kecil…lingkaran kecil…lingkaran besar. Diberi lengkung…diberi lengkung…diberi pisang. Enam…enam…tiga puluh enam. Enam…enam…diberi sudut.”
“Lingkaran kecil…lingkaran kecil…lingkaran besar. Diberi lengkung…diberi lengkung…diberi pisang. Enam…enam…tiga puluh enam. Enam…enam…diberi sudut.”
Ingatkah lirik lagu itu? Pasti ikut menyanyikannya saat membaca liriknya, kan? (^^) Lagu itu adalah salah satu lagu khas era 80-90an. “Masa emas”, dimana hampir semua anak mengenal lagunya. Memang mengasyikkan mengingat apa saja yang pernah kita mainkan di masa itu.
Hal itulah yang dilakukan Arham Kendari, bernostalgia masa-masa kecilnya di tahun 80-90an melalui novel grafis Pada Suatu Hari. Arham yang lahir dan besar di Kendari, melalui masa kecilnya dengan banyak keseruan dari permainan-permainan, yang mungkin juga pernah kita alami. Lewat tulisan dan gambar khas Arham, kita bisa mengingat kembali masa-masa indah itu.
Selain lagu di atas, ada juga permainan-permainan lain yang tak kalah menarik. Salah satunya adalah “domikado”. Bahkan, permainan yang membutuhkan banyak peserta itu sampai sekarang masih sering dimainkan oleh anak-anak generasi berikutnya.
Ada juga kegiatan yang satu ini.
Masih ingatkah kamu caranya? Yap, dengan mengurut-urut telapak tangan, akan memunculkan benjolan di ujung telapak tangan. Konon, jumlah benjolan yang muncul menandakan jumlah anak yang kelak akan dimiliki. Seru, ya? (^^)
Itu saja? Tentu tidak. Masih banyak kisah yang Arham ungkapkan dalam novel grafis tersebut, yang pastinya akan membuat kita bernostalgia ke masa-masa bahagia di era 80-90an.
Pada Suatu Hari karya Arham Kendari berisi cerita dan potongan-potongan peristiwa masa kanak-kanak era 80-an dan 90-an, di sebuah daerah yang jauh dari hiruk pikuk kota. Tentang kebahagiaan dalam kesederhanaan, tentang kegalauan, kebiasaan, permainan, dan hal-hal yang mungkin saja sebagiannya pernah mewarnai perjalanan masa kecil kita yang seru dan menyenangkan.