Apakah Anda percaya Moammar Qaddafi masih hidup? Atau apakah Anda masih meyakini bahwa bom Bali dan peristiwa runtuhnya WTC dilakukan oleh jaringan teroris Al-Qaeda? Sebagian Anda mungkin menganggap pertanyaan ini mengada-ngada. Pasalnya, kita lebih banyak mengetahui dari berbagai media massa bahwa Moammar Qaddafi telah mati terbunuh dan tragedi bom Bali serta runtuhnya WTC adalah ulah jaringan teroris Al-Qaeda. Namun, sebenarnya ada fakta lain yang belum diketahui banyak orang.
Tidak hanya peristiwa di atas, tapi beragam peristiwa besar lainnya, baik di Indonesia maupun di luar negeri, berdasarkan analisa berbagai pihak, ternyata sarat konspirasi. Artinya, bahwa peristiwa-peristiwa tersebut sebenarnya telah dirancang oleh sebuah kelompok atau organisasi tertentu secara rahasia. Mereka bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari peristiwa tersebut, baik secara politis maupun ekonomis. Kita mengetahui, banyak tokoh politik memiliki ladang bisnis masing-masing atau adanya kedekatan tertentu dengan para pebisnis besar. Mulai dari Soeharto, Dick Cheney, Condolize Rize, hingga George W. Bush adalah seorang politikus sekaligus pebisnis besar.
Teori konspirasi telah banyak mengungkap persekongkolan tingkat dunia. Salah satu kelompok yang paling mencolok dalam persekongkolan dunia didalangi oleh Zionis Israel. Melalui agen Mossad-nya, mereka dengan lihai memainkan peran ganda untuk memuluskan rencana konspirasinya. Kekuatan mereka sangat besar karena telah menyusup ke jantung politik Amerika dan Eropa. Tidak sedikit dari mereka yang menjadi agen-agen internasional, seperti CIA, FBI, M16, dan IMF sehingga mereka dengan mudah mendapatkan akses untuk ikut mengatur kebijakan politik dan ekonomi dunia.
Jangan heran, jika konflik yang terjadi di Timur Tengah, Asia, dan belahan dunia lainnya, sebenarnya berada di balik konspirasi tingkat tinggi. Bahkan, Indonesia pun pernah mengalaminya pada peristiwa Malari, kejatuhan Soekarno, atau bahkan mungkin pada kasus Flu Burung melalui kedok penelitian Namru 2. Sepertinya, konspirasi tidak akan pernah berakhir dalam kancah politik, baik konspirasi tingkat nasional maupun internasional. Persaingan politik dan bisnis merupakan pemicu terbesar yang dampaknya bisa di luar akal sehat kita, mulai dari pembunuhan, kejatuhan ekonomi, hingga pecahnya perang.
Kasus terorisme yang selama ini terus mencuat, ternyata menurut teori konspirasi, itu juga merupakan hasil rekayasa dari persekongkolan Mossad. Seorang jurnalis senior Amerika Serikat, Gordon Duff, pernah membuat analisanya dengan informasi-informasi akurat mengenai keterlibatan Mossad di Pakistan, Afghanistan, dan Irak. Bahkan, dalam sebuah artikel yang dimuat The American Free Press, menyatakan bahwa Ziad Al-Jarrah, pembajak pesawat pada serangan 11 September 2001 merupakan sepupu agen Mossad, bernama Ali Al-Jarrah. Menurut The New York Times, Ali Al-Jarrah berkebangsaan Libanon yang telah bekerja untuk Mossad selama dua dekade. Ia ditugasi untuk memata-matai kelompok pejuang Palestina dan Hezbollah.
Jika memang demikian, apa yang sebenarnya terjadi pada peristiwa-peristiwa tersebut? Peristiwa apa saja yang di dalamnya ada konspirasi rahasia? Abhee Antara yang memiliki ketertarikan besar terhadap teori konspirasi, telah menyusun sebuah buku “Teori Konspirasi: Peristiwa, Kasus, Isu Politik Indonesia & Dunia” yang akan memaparkan semua peristiwa konspirasi di tingkat negara dan dunia internasional. Buku ini merupakah hasil telaahnya selama satu dekade dalam menyelami teori konspirasi yang diambil dari berbagai sumber.
Di dalam buku terbitan mediakita ini, Anda akan menemukan lebih dari 60 konspirasi pada peristiwa-peristiwa di dalam dan luar negeri, mulai dari lenyapnya Eddy Tansil setelah menggasak Rp 1.3 trilyun, di balik kematian aktivitas buruh Marsinah, misteri Tsunami Aceh, kematian palsu Moammar Qaddafi, Mossad di balik terorisme dunia, Wikileaks sebagai alat propaganda Amerika, bom Bali sebagai konspirasi intelijen Amerika, skandal BLBI, misteri SBY-Boediono dalam kasus Bank Century, skenario perang dunia III, kontroversi hari Valentin, kematian tak wajar Paus Yohanes Paulus I, hingga konspirasi bisnis Yahudi.