Description
Aku mengerti, hakikat MATI adalah dia, yang kini berada tepat di sebelahku: Si Mati, seakan menantang, seringkali aku memergokinya—diam-diam—tengah melihat ke arahku dengan binar nanar yang memudar. Entah apa yang dipikirkannya tentangku. Aku tak tahu, dan juga tak mau tahu.
Bisu adalah bahasanya.
Takdirku adalah hidup. Sedangkan takdirnya adalah mati…
Aku dan dia, bisakah menjadi sahabat?