Description
“Bu Wardah, sudahlah. Hentikan tangisanmu. Kalian yang melakukan, berarti kalian sudah siap dengan risiko seperti ini!” seru seorang warga, ibu-ibu dengan wajah tegang dan beringas. Tergambar luapan emosi dan kebencian di matanya.
“Iya, iya… saya minta maaf… saya minta maaf…!” isak Bu Wardah, tak berdaya. Darah membanjiri kain kebayanya. Dipeluknya erat jasad suaminya yang terluka parah dalam ratap.
Pak Jumadi, suami Bu Wardah, terbunuh dengan tuduhan berbuat klenik. Semua orang pun memandang hina keluarga Jumadi. Segala hal buruk melekat ke mereka. Bagai kutukan, hidup mereka dan orang terdekatnya selalu mengalami masalah pelik.