Description
Debbie membacakan isi kicauan itu dengan bibir gemetaran, dan suara yang serak (hampir tercekat). Ia juga tidak tahu mengapa ia bisa seperti itu, yang jelas ada sebuah perasaan ngeri yang mengalir ke seluruh tubuhnya saat membaca kicauan itu.
Kicauan itu berisi: terima kasih buat temen-temen yang udah maki-maki gue, semoga kita nanti ketemu lagi. Jalan yang gue ambil ini adalah jalan Tuhan.
Seketika itu mereka diam, tidak ada yang berani mengeluarkan suara. Bibir mereka seperti dijahit hingga sulit terbuka, mereka saling memandang. Bukan pandangan yang penuh dendam lagi seperti biasanya, tetapi pandangan yang penuh dengan kengerian. Seperti ada sesuatu yang memberitahu mereka bahwa sebuah peristiwa yang mengerikan terjadi, anggap saja itu sebuah firasat.