Kegiatan spionase atau mata-mata di dunia internasional menjadi bagian sangat penting. Spionase diperlukan terutama untuk mengetahui rahasia strategi dan kekuatan musuh. Mereka memiliki tugas utama mengumpulkan informasi berharga bagi kepentingan negara atau organisasi pemberi tugas. Spionase tidak hanya dilakukan oleh agen rahasia, tapi juga dapat dilakukan oleh seseorang yang direkrut agen itu sendiri, misalnya seorang artis, pebisnis, atau bahkan pejabat. Bagaimana seseorang dapat menjadi spionase?
Motifnya beragam. Tapi yang paling sering terjadi ialah karena faktor “uang”. Menjadi spionase bayarannya sangat tinggi, sebanding dengan risikonya yang sangat besar. Menjadi spionase secara otomatis telah menjadi seorang pengkhianat negara atau institusi tertentu. Pasalnya, mereka sendiri direkrut karena berada di lingkungan dalam atau memiliki kedekatan dengan objek informasi yang akan digali. Jika tertangkap, risikonya dapat dikenai hukuman mati, tanpa ada perlindungan dari pihak pemberi tugas.
Bahkan, banyak dari para spionase internasional yang memiliki peran “double agent”. Artinya, ia melakukan spionase sekaligus pengkhianatan kepada kedua belah pihak, yaitu kepada pihak negara bersangkutan dan pihak musuh. Dia mengambil tugas ganda untuk mengambil keuntungan imbalan yang lebih besar. Hal ini seperti pernah dialami oleh Central Intelligence Agency (CIA) atau agen rahasia Amerika Serikat.
CIA pernah kecolongan, karena agen kepercayaannya ternyata telah menjadi spionase bagi Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB), yaitu badan intelijen Uni Soviet. Seperti yang pernah dilakukan oleh Aldrich Hazen Ames, seorang agen CIA yang menjabat kepala cabang dalam operasi Uni Soviet. Karena terlilit utang dan biaya gaya hidupnya, ia menjual informasi yang sangat rahasia kepada pihak KGB. Apa saja yang dibocorkannya? Dan, bagaimana kisah perjalanannya sebelum dan sesudah menjadi spionase?
Ali Zaenal dan Nailal Fahmi akan menyuguhkannya untuk Anda secara lengkap di dalam bukunya, “MATA-MATA: 16 Skandal Spionase di Indonesia & Dunia” terbitan mediakita. Buku ini menyajikan 16 skandal spionase internasional yang berhasil diungkap oleh media atau berdasarkan penyelidikan peneliti. Kisah mereka telah mengundang kehebohan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Di dalam buku ini, Anda akan mendapati kisah-kisah nyata spionase mulai dari skandal Mata Hari; si penari sekaligus mata-mata yang pernah tinggal di pulau Jawa, Sidney Reilly; inspirator nyata James Bond, Vera Atkins; perempuan yang menjadi bos intelijen, Klaus Fuchs; mata-mata bom atom, James Angelton; sang pemburu mata-mata CIA, Allen Lawrence Pope; kisah naas tentara bayaran CIA yang membuat berang Soekarno, hingga Robert Hanssen; agen ganda FBI dan Uni Soviet.