Sambil melihat ke jam tangan, saya tegaskan kepada Pangab. Sebelum matahari terbenam, Pangkostrad harus sudah diganti dan kepada penggantinya diperintahkan agar semua pasukan di bawah komando Pangkostrad harus segera kembali ke basis kesatuan masing-masing.
Itulah salah satu kutipan yang terdapat dalam buku Detik-Detik yang Menentukan karya BJ Habibie. Selama ini banyak kejadian di seputar lengsernya Soeharto yang masih menjadi tanda tanya. Bahkan, hadir dalam berbagai versi pula. Ada yang mengatakan Prabowo saat itu marah-marah dan membentak-bentak Habibie setelah tahu dirinya dicopot dari jabatan Pangkostrad. Sementara versi lain mengatakan Prabowo menodongkan pistolnya ke arah Habibie ketika marah-marah tadi.
Namun, dalam buku Detik-Detik yang Menentukan, Habibie menuliskan versinya sendiri. Kemudian ketika Prabowo masuk ke ruangan saya, melihat bahwa Prabowo tidak membawa senjata apa pun, saya merasa puas. Menurut Habibie, saat itu terjadi dialog antara dirinya dan Prabowo. Dalam dialog tersebut, Habibie menceritakan bahwa Prabowo tidak terima dirinya dipecat sebagai Pangkostrad.
Pengakuan Habibie dalam buku Detik-Detik yang Menentukan tergolong luar biasa dan sangat terbuka. Hampir semua tim Kick Andy, sebuah program yang ditayangkan oleh Metro TV, yang membaca bab tentang detik-detik mundurnya Soeharto itu terkesima dan sepakat bahwa fakta yang diungkap Habibie dalam buku tersebut jelas baru dan belum banyak diketahui publik. Dari situ Tim Kick Andy memutuskan untuk mengangkat masalah ini sebagai topik Kick Andy dan mengundang Habibie untuk mengelaborasi lebih jauh semua keterangan yang dituliskannya dalam buku itu. Tidak mudah meyakinkan orang-orang dekat Habibie untuk membujuk mantan orang dekat Soeharto ini agar mau tampil di Kick Andy.
Watik Pratiknya, salah seorang kepercayaan Habibie, secara prinsip mendukung. Namun dia meminta Andy F. Noya, host program Kick Andy, untuk juga menyampaikan langsung niat tersebut kepada Habibie. Singkat kata, Habibie setuju dan, pada hari yang ditentukan, wawancara berlangsung.
Seperti sudah diduga, setelah wawancara tersebut on air di Metro TV dan buku Detik-Detik yang Menentukan diluncurkan ke masyarakat, muncul reaksi dari berbagai pihak. Termasuk reaksi dari mantan Pangkostrad Mayjen Prabowo Subianto dan mantan Menhankam/Pangab Jendral Wiranto. Reaksi Prabowo juga Wiranto itu membuat penonton setia Kick Andy mendesak agar kedua tokoh itu juga ditampilkan di Kick Andy. Dalam waktu singkat ratusan komentar di www.kickandy.com yang memaksa agar Prabowo dan Wiranto diwawancarai.
Tak bisa mengelak”dan juga memang seharusnya begitu”Prabowo akhirnya muncul di Kick Andy. Lalu bagaimana dengan Wiranto? Tak mudah mengajak mantan Pangab ini untuk tampil di Kick Andy. Saya lagi puasa berbicara, ujarnya pendek. Ini bulan puasa jadi tidak baik kalau saya mengeluarkan pernyataan yang pada akhirnya menyakitkan hati orang lain.
Andy F. Noya dan Wiranto sudah saling mengenal saat terjadi peristiwa Kerusuhan Mei 1998. Pada saat itu Andy dan empat pemimpin media cetak lainnya diundang untuk bertemu Pangab Jendral Wiranto yang berniat menjelaskan situasi yang terjadi saat itu. Dia sempat mendebat Wiranto soal adanya Pasukan Pengamanan Swakarsa. Bahkan dengan sedikit lantang Andy katakan bahwa dia kecewa padanya dan hari itu kekaguman dia padanya hilang sudah. Jendral Wiranto waktu itu tampak keras menjelaskan soal Pam Swakarsa itu tetapi dia tidak marah pada Andy. Entah karena itu, atau karena alasan lain, sejak itu Wiranto jadi dekat dengan Andy. Dia akhirnya berhasil meyakinkan Wiranto untuk tampil di Kick Andy.
Kisah Andy F. Noya dalam menghadirkan Habibie, Prabowo dan Wiranto ini terdapat dalam buku Habibie, Prabowo dan Wiranto Bersaksi yang disusun oleh Tim Kick Andy dan diterbikan mediakita. Buku ini berisikan wawancara eksklusif”termasuk beberapa bagian yang tidak ditayangkan”Andy F. Noya dengan ketiga tokoh tersebut. Buku ini juga dilengkapi dengan VCD.